Select Page

Akademi Militer – Prodi Administrasi Pertahanan Departemen Sosial (Depsos) Akmil adakan seminar bertempat di Gedung Sumartal, Akademi Militer Magelang, dengan mengangkat tema “Pengelolaan Logistik Pertahanan Dalam Menjawab Tantangan Era Virtual Global“. Dalam seminar tersebut, menghadirkan dua pemateri, pemateri pertama, Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., (Guru Besar Ilmu Manajemen UII) dan pemateri kedua, Dr. Herlina, J.R. (Ses Program Studi Manajemen Pertahanan UNHAN) serta dimoderatori oleh Septi Wulandari, S.Sos., (News Produser MNC Media Jateng), dengan peserta seminar para Taruna/Taruni Akademi Militer. Selasa (17/3/2020).
Gubernur Akmil Mayjen TNI Dudung Abdurachman dalam sambutannya yang di bacakan oleh Kepala Departemen Sosial (Kadepsos) Akmil Kolonel Inf Efdal Nazra, S.I.P., menyampaikan ”Akademi Militer sebagai bagian dari lembaga pendidikan tinggi dan sebagai institusi yang membentuk karakter bangsa, harus peka terhadap perubahan sosial yang terjadi di masyara Akademi Militer sebagai salah satu lembaga pendidikan tingkat akademi yang memiliki peran penting dan strategis dalam melakukan pembaharuan secara sistematis dan kontinyu agar menghasilkan SDM yang berkualitas serta memiliki daya saing kompetitif”.
Dalam bagian lain amanatnya Gubernur Akmil menandaskan “Sejalan dengan kondisi komitmen di atas, sebagai bentuk aplikasi mata kuliah administrasi logistik, maka Prodi Administrasi bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi, baik negeri maupun swasta di wilayah Magelang yang sama-sama mempunyai kepentingan terhadap dunia pendidikan, memprakarsai acara seminar Prodi Administrasi Pertahanan Akademi Militer tahun 2020 kali ini”.
Gubernur Akmil berharap dapat meningkatkan kualitas akademisi dan praktisi dalam melaksanakan tugas pelayanan logistik secara profesional, sehingga akan mampu dalam mewujudkan kesiapsiagaan TNI dan segenap komponen masyarakat lainnya guna menanggulangi berbagai ancaman yang merongrong keutuhan Wilayah  NKRI.
Sementara itu Prof. Dr. Muafi, S.E., M.Si., mengungkapkan “ Berubahnya tren perang mendorong kekuatan pertahanan Indonesia tidak lagi hanya mengandalkan kemampuan penguasaan senjata saja, tapi juga berupa penguasaan teknologi dan keahlian khusus lainnya. Misalnya dalam menghadapi asymetric warfare maka diperlukan keahlian penguasaan teknologi informasi yang canggih, berupa skill hacker dan cracker. Selain itu, bentuk ancaman terus bermunculan dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda misalnya Electronic Warfare, Information Warfare, Cyber Warfare, dan Psychological Warfare”.
Sementara Dr. Herlina, J.R. menjelaskan “Kegagalan Jerman di Uni Soviet karena kegagalan Managemen Logistik”.

AUTENTIKASI

PENHUMAS AKMIL